Sindbad Di Gunung Kera - Part 1

Sindbad Di Gunung Kera - Kali ini Sindbad berlayar lagi dengan sebuah kapal yang besar dan megah, ia telah membawa perbekalan yang dianggapnya cukup. Bersama dia berlayar pula beberapa orang pedagang dan penumpang lain yang nampaknya terdiri dari orang yang baik-baik, jujur, dan saleh. Mereka berlayar dari laut ke laut dan dari pulau ke pulau dan dari kota ke kota. Hingga pada suatu ketika kapal mereka berada di tengah laut yang gemuruh dan menggila.

Sindbad Terdampar Di Pulau Ikan - Part 2

Sindbad - Lalu sekelompok orang keluar, berteriak-teriak dan mengacung-acungkan tombak. Kuda laut ketakutan. Ia berlari menjauh, meloncat ke dalam air, dan menghilang. Ketika tukang kuda duduk dan beristirahat sebentar, kawan-kawannya datang, masing-masing menuntun seekor kuda betina. Begitu mereka melihat Sindbad bersamanya, mereka menanyakan tentang keadaannya, dan Sindbad mengulang kepada mereka cerita tentang dirinya.

Sindbad Terdampar Di Pulau Ikan - Part 1

Kisah Sindbad adalah kisah yang sangat terkenal diantara sekian banyak cerita Seribu Satu Malam. Kisah ini konon terjadi pada masa khalifah Harun Al-Rasyiddi Baghdad. Sindbad berasal dari keluarga pedagang besar yang kaya raya. Ketika Sindbad masih kecil ayahnya meninggal dunia, ia mewarisi harta kekayaan yang sangat besar jumlahnya, terdiri dari tanah-ladang, bangunan dan harta benda lainnya.

Tiga Orang Sok Pintar

Dongeng Tiga Orang Sok Pintar - Dahulu di sebuah desa yang kecil ada empat orang yang bersahabat. Mereka adalah Ramu, Shamu, Kalu dan Lalu. Mereka semua adalah orang yang terpelajar, kecuali Laluia memang tidak sepandai kawan-kawannya. Karena tak punya waktu dan kesempatan belajar seperti ketiga kawannya. Pada suatu hari keempat sahabat itu duduk bersama.

Si Kue Jahe yang Sombong

Si Kue Jahe yang Sombong - Ada seorang kakek dan nenek yang hidup di sebuah rumah tua di pinggir jalan besar. Suatu hari si nenek menemukan buku resep kuno yang aneh. Dari resep buku itu si nenek ingin menbuat kue jahe yang berbentuk boneka atau orang-orangan. Demikianlah setelah adonan selesai ia memasukkannya ke ruang oven. Tapi baru sebentar oven dipanaskan, tiba-tiba terdengar suara lirih.

Si Pahit Lidah - Part 5

Maka timbulah gagasan untuk tidak melanjutkan pembangunan bendungan raksasa itu. Namun mereka takut berkata terus terang kepada Si Pahit Lidah. Maka istri si Pahit Lidah dijadikan perantara. Maka esok harinya Dayang Merindu menyampaikan berita kepada suaminya bahwa anak mereka menderita sakit. Mendengar berita itu si Pahit Lidah terkejut dan langsung berucap,

Si Pahit Lidah - Part 4

Lalu salah seorang tetua dusun menganjurkan kepada seluruh penduduk untuk menggantungkan kerak nasi di setiap depan rumah mereka. Melihat hal ini Si Pahit Lidah mengira penduduk daerah itu telah berbudaya tinggi sekali. Sehingga mereka bisa menganyam nasi, maka si Pahit Lidah tak jadi singgah di dusun Kotanegara. Sebab rakyatnya telah cerdik dan pintar-pintar, mungkin ia tak dapat melawan kesaktian mereka. Si Pahit Lidah kembali menuju Ulu menyusuri sungai Ogan. Mendekati satu tepi berbatu-batu yang keliahatan ditata sebagai tempat pemandian.