Sindbad Terdampar Di Pulau Ikan - Part 2

Sindbad - Lalu sekelompok orang keluar, berteriak-teriak dan mengacung-acungkan tombak. Kuda laut ketakutan. Ia berlari menjauh, meloncat ke dalam air, dan menghilang. Ketika tukang kuda duduk dan beristirahat sebentar, kawan-kawannya datang, masing-masing menuntun seekor kuda betina. Begitu mereka melihat Sindbad bersamanya, mereka menanyakan tentang keadaannya, dan Sindbad mengulang kepada mereka cerita tentang dirinya.

Lalu mereka mendekati Sindbad dan setalah menyiapkan meja makan dan mengajak Sindbad untuk makan. Selesai makan mereka menaiki kuda-kuda betina itu dan memberi Sindbad satu untuk di naikki, dan mereka pergi hingga sampai ke kota Raja Mahrajan. Lalu mereka masuk ke dalam istana untuk menemui Raja Mihrajan dan menyampaikan kepada Raja cerita tentang Sindbad, dan dia menyuruh Sindbad menghadap. Mereka menuntun Sindbad masuk dan menyuruhnya berdiri di hadapan Raja. Sindbad memberi hormat kepadanya, dan dia membalas penghormatan Sindbad.

Raja : Selamat datang anak muda,

Raja sembari menyalami Sindbad dengan sopan, dan menanyakan keadaan Sindbad. Sindbad menceritakan kepadanya apa yang telah menimpa dirinya. Raja terheran-heran mendengar ceritanya sambil berkata,

Raja : Demi Tuhan, kau telah berhasil menyelamatkan diri dengan cara yang luar biasa dan jika kau tidak ditakdirkan berumur panjang, kau pasti tidak akan dapat menyelamatkan diri dari kesulitan-kesulitan ini, tapi terpujilah Tuhan yang telah menyelamatkanmu.

Lalu dia memperlakukan Sindbad dengan baik dan menghormatinya dan, dengan menyuruhnya duduk di dekatnya, mengajaknya bercakap-cakap dengan ramah. Lalu dia menjadikan Sindbad wakil raja di pelabuhan untuk mencatat semua kapal yang berlabuh. Sindbad tinggal bersama raja untuk waktu lama, tapi setiap kali Sindbad pergi ke pelabuhan, Sindbad sering bertanya pada para pedagang dan pelaut tentang arah menuju kota Baghdad, berharap bahwa seseorang dapat memberitahunya dan Sindbad pergi bersamanya kembali ke negerinya, tapi tak seorang pun mengetahuinya.

Sindbad merasa bingung, dan Sindbad mulai jenuh karena terlalu lama berada jauh dari tanah air. Suatu hari Sindbad masuk untuk menemui Raja Mihrajan dan menemukannya bersama sekelompok orang India. Sindbad memberi hormat kepada mereka dan mereka membalas penghormatannya, mengucapkan selamat datang pada Sindbad. Lalu Sindbad bertanya pada mereka tentang negeri mereka. Mereka mengatakan pada Sindbad bahwa negeri mereka terdiri atas berbagai ras. Salah satunya disebut Ras Ksatria, yamg paling mulia diantara semua ras mereka dan yang tidak menindas siapapun.

Yang lain disebut kaum Brahmma, yang tidak mau minum anggur namun hidup dalam kegembiraan, kesenangan, keriang, dan kemakmuran, memiliki kuda, unta, dan binatang ternak. Sindbad mengetahui bahwa dalam kekuasaan Raja Mihrajan ada sebuah pulau bernama Kabil, dimana pukulan genderang dan rebana terdengar sepanjang malam dan yang penduduknya dikabarkan oleh para kelana sebagai orang-orang yang adil dan tentram. Sindbad melihat dia dalam laut seekor ikan yang panjangnya empat ratus kaki dan melihat ikan dengan wajah yang menyerupai wajah burung hantu.

Dalam pelayaran itu, Sindbad melihat banyak hal yang aneh dan menakjubkan. Sindbad terus mengalihkan perhatiannya pada pemandangan di kepulauan itu hingga suatu hari, ketika Sindbad berdiri di pelabuhan, sebuah kapal besar mendekat, dengan membawa banyak pedagang. Ketika kapal itu memasuki pelabuhan dan sampai di dermaga, kapten menggukung layar, membuang sauh, dan mengeluarkan papan pendarat. Lalu para awak kapal mengeluarkan ke darat segala sesuatu yang ada di dalam kapal dan makan waktu lama. Sementara Sindbad berdiri sambil menulis penjelasan mereka.
Sindbad : “Apakah masih ada yang tertinggal di dalam kapal?
Kapten : Ya, tuan, saya menyimpan barang-barang di dalam kapal, tapi pemiliknya tenggelam di salah satu pulau dalam pelayaran kami ke sini. Maka barang-barangnya tetap berada dalam tanggung jawab kami, dan kami bermaksud untk menjualnyadan mencatatnya, sehingga kami dapat memberikan uangnya kepada keluarganya di kota Baghdad.
Sindbad : Siapakah nama pedagang yang memiliki barang-barang tersebut?
Kapten :Sindbad si Pelaut.

Ketika Sindbad mendengar kata-kata ini, Sindbad memandang hati-hati kepadanya dan setelah mengenalinya, Sindbad berteriak keras-keras sambil berkata,

Sindbad : Kapten, akulah pemilik barang-barang itu, akulah Sindbad yang mendarat dari kapal ke pulau itu, bersama pedagang-pedagang lain, dan ketika ikan itu bergerak, dan kau memanggil kami, sebagian diantara kami naik ke kapal, dan yang lain jatuh ke laut. Aku ada diantara mereka yang jatuh ke laut, tapi Tuhan yang Mahakuasa menolongku dan menyelamatkanku dengan sepotong papan kayu. Aku menaiki papan itu dan mengayuh dengan kakiku, angin dan gelombang membawaku ke pulau ini."
Kapten : "Tiada kekuasaan dan kekuatan kecuali milik Tuhan yang Mahakuasa, yang Maha besar. Tiada kesadaran atau kepercayaan di anatara umat manusia.
Sindbad : Kapten, mengapa kau mengucapkan kata-kata itu, setelah kau dengar aku menceritakan kisahku padamu?
Kapten : Sebab kau dengar aku berkata aku menyimpan barang-barang yang pemiliknya sudah tenggelam, dank kau berusaha untuk mengambilnya tanpa hak yang benar, dan ini tidak sah. Kami melihat pemiliknya tenggelam bersama banyak penumpang lain, yang tak seorang pun selamat. Bagaimana kau dapat mengatakan bahwa dirimu pemilik barang-barang itu?
Sindbad : Kapten, dengarkan ceritaku dan cobalah mengerti, dan kau akan mendapati kejujuranku.

Lalu Sindbad satu per satu semua barang yang di bawa dulu, sejak Sindbad meninggalkan Baghdad bersamanya hingga sampai ke pulau itu, dimana mereka terjatuh ke laut, dan Sindbad mengemukakan kepadanya beberapa kejadian yang pernah terjadi antara kapten dan dirinya. Kapten dan para pedagang lain selanjutnya mempercayai kejujuran Sindbad, dan mereka mengenali Sindbad dan menyalami Sindbad atas keselamatannya.

Lalu mereka menyerahkan pada Sindbad barang-barangnya, dan mereka dapati nama Sindbad tertulis di atasnya, barang itu tidak ada yang hilang. Lalu Sindbad membuka barang-barang itu dan mengeluarkan sesuatu yang sangat berharga dan mahal, dan para awak kapal membawanya bersama Sindbad untuk raja sebagai hadiah. Sindbad katakan pada raja bahwa kapal ini adalah kapal yang pernah di tumpangi dan bahwa semua barangnya tetap utuh dan terjaga dan bahwa hadiah ini meruapkan bagian dari barang-barang tersebut.

Raja terheran-heran dan lebih mempercayai segala sesuatu yang di ceritakan Sindbad. Dia merasa sangat sayang kepada Sindbad, memperlakukannya dengan murah hati, dan memberinya banyak hadiah sebagai balasan hadiah Sindbad. Sindbad menjual barang-barangnya dan semua hartanya yang lain dan mendapatkan banyak keuntungan. Lalu Sindbad barang-barang dan perbekalan dari kota itu, dan ketika para pedagang hendak berangkat, Sindbad menaikkan semuanya ke atas kapal dan pergi menemui raja. Sindbad berterima kasih kepada Raja atas segala kebaikan dan kemurahan hatinya. Sindbad meminta ijin untuk kembali ke negerinya. Dia mengucapkan selamat jalan dan memberi bingkisan banyak hasil negeri itu untuk bekal perjalanan.

Sindbad mengucapkan selamat tinggal kepadanya dan segera mulai berlayar menuju kampung halaman. Akhirnya Sindbad tiba di Basrah dengan selamat. Setelah tinggal di Basrah, Sindbad pergi ke Baghdad, pulang ke rumah dengan membawa harta yang banyak sekali berupa barang dagangan, bahan makanan, dan peralatan yang bernilai tinggi. Ia menjadi salah seorang hartawan kaya raya di kota Baghdad yang paling di segani masayarakatnya.

1 komentar: