Putri Salju - Part 2

(Lanjutan Part 1) puas, Ratu tersenyum dan berkata, “Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?” tak terduga, cermin itu menjawab, “Oh Ratu, Putri Saljulah wanita tercantik di dunia. Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci, disanalah Putri Salju berada.” Sang Ratu menjerit marah. Ia merencanakan tindakan dendamnya. Keesokan harinya, ketujuh kurcaci berangkat kerja. Putrid Salju merapikan pondok itu sambil bersenandung. Tak lama kemudian, serang nenek-nenek mengetuk pintu. Dialah sang Ratu yang menyamar sebagai wanita penjual keliling. “Lihatlah barang-barang bagus ini, nak,” katanya sambil tertawa.

Putri Salju terpesona. Ia membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita merah jambu di lehernya unutk mencobakan. Tiba-tiba wanita tua itu mengetatkan ikatannya! Putri Salju tercekik dan jatuh ke tanah. Para kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hamper mati. Mereka melepaskan pitanya dan gadis itu bernapas lagi. Paginya sudah sehat. “Penjajah itu si Ratu jahat!” kata kurcaci. Sebelum berankat kerja, mereka berpesan jangan membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal. Sementara itu, lagi-lagi cermin ajaib member tau Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun marah dan menyamar lagi, kini sebagai nenek ramah penjual sisir. Lagi-lagi, Putri Salju hampir mati karena sisir itu beracun. Kali ini para kurcaci geram. “Siapapun tidak boleh masuk rumah,” kata mereka tegas. Ketika Ratu mengetahui dari cermin bahwa ia gagal lagi, kemarahannya memuncak. Ia bertekad untuk membunuh Putri Salju. Keesokan harinya, Ratu membawa sekeranjang apel beracun dan mengetuk pintu pondok kurcaci. “Pintunya tidak usah dibuka, anak manis, “ katanya licik, “tetapi cobalah apel yang matang ini, rasa segar dan nikmat sekali!”.
Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum dan menggigitnya sepotong besar. Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju tergeletak di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia saja. Ia tergeletak diam dan dingin. “Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia,” ratap mereka. Sementara itu, jauh di Istana, ratu berdiri penuh keangkuhan di depan cerminnya. “Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?” “Cermin menjawab,” Ratu Elvira, wanita tercantik di dunia.” Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pippinya merah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni.

 Oleh karena itu, para kurcaci membuat peti mati dari kaca dan dengan hati-hati membaringkan Putri Salju didalamnya. Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Siang malam para kurcaci berjaga disamping peti. Pada suatu petang, lewatlah seorang pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta. “Aku mohon pada kalian, ijinkan aku membawanya pulang. Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana.” Para kurcaci akhirnya sama setuju. Dalam perjalanan, menuruni gunung. Pada saat suatu ketika salah seorang pelayan pengusng peti tersandung. Tiba-tiba dari mulut Putri Salju keluar secuil apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya. Putrid Salju membuka matanya dan memandang Pangeran. Sang Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata berbinar ia berkata, “Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?” kata Pangeran. Putri Salju mengangguk bahagia.

Para kurcaci merasa girang. Mereka melambai-lambaikan ketika gadis cantik itu berangkat dengan Pangeran, Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran. Mereka hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu, Ratu Elvira yang jahat akhirnya mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi membunuh Putri Salju, ratu Elvira terjatuh ke jurang yang dalam bersama kereta kudanya.

1 komentar: